⚠️ Halaman ini membutuhkan JavaScript untuk tampil dengan benar. Mohon aktifkan JavaScript di pengaturan browser Anda.

Hubungan nilai pancasila dengan kehidupan sehari-hari

Materi PKn, Kelas 6 semester 1, yang membahas Pancasila saling terkait dan tidak bisa dipisahkan, membentuk satu kesatuan yang utuh. kelima sila ini "berkait-kaitan, berangkai-kaitan, tidak berdiri sendiri.

Daftar isi

A. Nilai-nilai Pancasila sebagai Kebaikan yang Saling Berhubungan

Setiap sila Pancasila saling terkait dan tidak bisa dipisahkan, membentuk satu kesatuan yang utuh. Seperti kata Mohammad Hatta, kelima sila ini "berkait-kaitan, berangkai-kaitan, tidak berdiri sendiri."

  1. Sila Pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) menjadi dasar dan menjiwai sila-sila lainnya. Ini berarti kepercayaan kepada Tuhan mendorong kita untuk menjunjung kemanusiaan, persatuan, menghargai perbedaan, dan menyejahterakan sesama.
  2. Kemanusiaan: Memuliakan orang lain berarti memuliakan diri sendiri. Berbuat baik dan adil kepada sesama serta alam adalah cerminan kemuliaan manusia. Menjaga adab dan sopan santun akan menciptakan harmoni, kerukunan, dan persatuan.
  3. Persatuan Indonesia: Penting bagi masyarakat yang beragam. Dengan adab dan kebersamaan, persatuan akan kuat, seperti peribahasa "Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing".
  4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Persatuan adalah modal kemajuan. Musyawarah dengan saling menghormati dan mengutamakan kebijaksanaan adalah cara untuk mencapai kemajuan bersama.

B. Pengamalan Pancasila dalam Masyarakat

Pancasila digali dari praktik hidup bangsa Indonesia. Banyak aktivitas sehari-hari menunjukkan pengamalan nilai-nilai Pancasila, seperti:

  1. Saling membantu dalam keluarga dan tetangga.
  2. Gotong royong membersihkan lingkungan tanpa pamrih.
  3. Relawan yang membantu korban bencana dengan tulus.
  4. Umat beragama yang rajin beribadah dan berbuat baik kepada semua makhluk.

Semua ini adalah bukti bahwa nilai-nilai Pancasila telah hidup dalam kehidupan kita.

 

Comments